Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

"GeNose" Pendeteksi Covid-19 Dari Hembusan Nafas

  Google.com Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan alat yang dipercayai memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mendiagnosis paparan Covid-19 pada seseorang dengan metode embusan napas.  Alat yang diberi nama “GeNose” diklaim mampu bekerja secara cepat dan akurat mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas seseorang. Napas orang diambil diindera dengan melalui sensor-sensor dan kemudian diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk pendeteksian dan pengambilan keputusan. Selain unsur kecepatan dan keakurasian, “GeNose” didesain sangat handy sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien.   “GeNose” merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian Covid-19 melalui hembusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time. Hebatnya, “GeNose” juga mampu bekerja secar

Alami Kerugian Akibat Corona, Defisit Anggaran AS Capai Rp44.400 Triliun

  Google.com Negara Paman Sam ini melaporkan kerugian akibat wabah Corona,  defisit anggaran lebih dari US$ 3 triliun atau sekitar Rp44.400 triliun (kurs Rp14.800). Kenapa demikian, karena pengeluaran besar-besaran pemerintah AS untuk memberikan bantuan virus corona atau Covid-19. Pemerintah AS telah menghabiskan lebih dari US$ 6 triliun dalam 11 bulan pertama tahun keuangannya, termasuk US$ 2 triliun untuk program virus Corona. Angka itu lebih besar US$ 3 triliun dari pendapatan pajaknya. Defisit ini lebih dari dua kali lipat pada rekor defisit setahun penuh pada 2009. Saat itu AS bergulat dengan dampak krisis keuangan perumahan tahun 2008. Sebelum pandemi muncul di AS, sebenarnya sudah berada di jalur defisit anggaran lebih dari $ 1 triliun tahun ini. Angka yang besar menurut standar historis. Tetapi pengeluaran yang disetujui untuk mencoba meredam dampak finansial dari virus telah meledakkan proyeksi tersebut. The Congressional Budget Office bulan ini memperkirakan bahwa

Akun Sosmed Pelaku Penikam Syekh Ali Jaber Viral Diburu Netizen

  Google.com Setelah sempat viral foto dan nama pelaku penikam Syekh AliJaber , akun Instagram bernama @andrian_alfin mulai diserang warganet, Minggu (13/9) malam. Kecaman dan umpatan dari netizen mewarnaik postingan beberapa foto di akun Instagram yang diduga milik penusuk Syekh Ali Jaber . Para netizen mulai melacak keberadaan nama andrian-alfin di media sosial, terutama pada Instagram. Salah satu yang menjadi sasaran warganet adalah akun Instagram @andrian_alfin, untuk melihat postingan foto-foto yang ditanyangkan akun diduga milik pelaku penusukan Syekh Ali Jaber saat berada di Masjid Falahuddin Jalan Tamin, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung. Serangan netizen dengan mengumbar komentar berupa cacian, makian dan juga terdapat doa tersebut meramaikan akun IG diduga milik pelaku.   Masih banyak lagi umpatan, makian, dan cacian netizen yang ditujukan akun diduga milik pelaku penusukan ulama di Bandar Lampung tersebut. Selain itu, terselit juga adanya komentar yang berhadap pe

MUI Lampung Tekan Polisi Usut Tuntas Penusukan Syekh Ali Jaber

Google.com KH Khairuddin Tahmid yang merupakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung meminta aparat kepolisian agar mengusut tuntas kejadian yang memalukan bangsa Indonesia atas penusukan ulama Syaikh Ali Jaber saat menghadiri acara Wisuda Alquran di Bandar Lampung, Ahad (13/9). “Peristiwa kekerasan (kriminal) tersebut, adalah perilaku yang sangat tidak mencerminkan budaya Indonesia. Apalagi diarahkan kepada ulama Syaikh Ali Jaber , yang dikenal sosok ulama sejuk dan damai dalam dakwahnya,” kata Ketum MUI Provinsi Lampung KH Khairuddin Tahmid kepada Republika di Bandar Lampung, Ahad (13/9). Menurut dia, kejadian kekerasan dan kriminal tersebut tidak sepantasnya ditujukan kepada ulama Syaikh Ali Jaber , yang semua tahu dakwahnya menyejukkan dan mendamaikan di setiap kegiatan keagamaannya. Untuk itu, polisi terus mengusut tuntas, siapa pelaku dan siapa dalangnya, agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Dia mengatakan, kejadian penusukan kepada ulama seperti y

Jangan Beli Rapid Test di Marketplace! Risiko Palsu!

Google.com Kasus Covid-19 malah semakin meningkat, sebagian orang pun berinisiatif untuk membeli alat rapid test sendiri melalui berbagai macam marketplace. Haruskah hal ini dilakukan? "Saya termasuk orang yang tidak menganjurkan masyarakat membeli (alat) rapid test sendiri," ungkap akademisi dan praktisi kesehatan Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH saat dihubungi Republika.co.id. Prof Ari menyampaikan kalau salah satu pasiennya juga ada yang memiliki kekhawatiran mengenai Covid-19 hingga membeli satu boks alat rapid test . Setiap dua pekan sekali, pasien tersebut melakukan pemeriksaan rapid test sendiri. Prof Ari mengatakan, ini sebuah kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Prof Ari juga mengungkapkan bahwa sebagian orang menyamakan alat rapid test dengan gravindex test atau alat untuk mengetes kehamilan. Gravindex test bersifat individual, sedangkan rapid test tidak. "(Gravindex test) jelas memang dia individual, dia positif atau negatif hamil," uj